"Kalau lelaki itu diibaratkan buaya maka perempuan
adalah kandangnya. Hanya kandang yang baik yang mampu mencegah buaya
masuk atau keluar sedang kandang yang buruk hanya menjadi tempat bermain
buaya-buaya jahil". (Y.S)
Kita tentu pernah mendengar ada cewek yang memaki cowoknya dengan kata "buaya" atau "buaya darat". Bukan hanya itu dalam situs-situs jejaring sosial juga sering kita temukan status-status yang isinya makian seperti itu. Bahkan dalam lagu-lagu pun sering kita jumpai judul ataupun lirik lagu yang berisi kata tersebut. Seperti dalam lagunya Mulan Jameela yang berjudul "Lelaki Buaya Darat".
Lepas dari permasalahan benar atau salah. Marilah kita sama-sama saling mengingatkan untuk masing-masing menginstropeksi diri (muhasabah). Sebagai seorang muslim hendaknya kita senantiasa berhati-hati dalam mengeluarkan kata-kata dan hanya mengeluarkan kata-kata yang baik. Dalam Al-Qur'an Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًايُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenengan yang besar” [Al-Ahzab : 70-71]
Dalam ayat lain disebutkan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka itu adalah dosa. Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Tentu kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” [Al-Hujurat : 12]
Dalam kitab Shahih Muslim hadits no. 2589 disebutkan.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ : أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ : ذِكْرُكَ أَخَأكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ اَفَرَاَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنَّ كَانَ فِيْهِ مَا تَقُولُ فَقَدِاغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ فَقَدْ بَهَتَهُ
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya kepada para sahabat, “Tahukah kalian apa itu ghibah ?” Para sahabat menjawab, “Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui. “Beliau berkata, “Ghibah ialah engkau menceritakan hal-hal tentang saudaramu yang tidak dia suka” Ada yang menyahut, “Bagaimana apabila yang saya bicarakan itu benar-benar ada padanya?” Beliau menjawab, “Bila demikian itu berarti kamu telah melakukan ghibah terhadapnya, sedangkan bila apa yang kamu katakan itu tidak ada padanya, berarti kamu telah berdusta atas dirinya” Pepatah juga ada mengatakan "mulutmu harimau mu" artinya apa yang kita ucapkan kelak bisa memangsa diri kita sendiri. Seseorang yang berkata buruk kepada orang lain yang tentulah dia sendiri tidak jauh dari apa yang diucapkannya itu. Sebagai gambaran, seekor buaya jantan tentu akan memilih buaya betina dan tidaklah mungkin buaya jantan memilih sapi betina sebagai pasangannya. Demikian juga dalam hal pergaulan remaja sekarang, seorang lelaki buaya tentulah memilih seorang perempuan buaya juga sebagai kekasihnya. Karena itulah sebelum berkata-kata sebaiknya kita instropeksi diri terlebih dahulu karena setiap permasalahan pasti ada penyebabnya. Dan penyebabnya tersebut haruslah kita kaji lebih dalam agar kita bisa menyadari pokok utama masalah tersebut.
Perhatikan firman Allah dalam surah An Nuur ayat 26
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ ۖ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ ۚ أُولَٰئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ ۖ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).” ( An Nuur: 26 )
Seorang lelaki muslim yang beriman kepada Allah yang mengerjakan perintah dan menjauhi larangan Allah serta mengikuti sunnah Rasulullah.SAW tentu akan memilih seorang perempuan yang beriman pula sebagai pasangannya. Dan seorang lelaki yang suka mendekati maksiat tentu akan mendekati perempuan yang tak jauh dari maksiat pula. Karena itu sudah seharusnya bagi seorang muslimah yang beriman yang sudah mengalami masa akil baligh (menstruasi) untuk melaksanakan perintah Allah.SWT dalam hal menjaga auratnya dari pandangan lelaki yang bukan mahramnya. Dan untuk itu Allah.SWT memerintahkan setiap perempuan untuk memakai hijab (jilbab) guna menunjukan identitasnya sebagai seorang muslimah dan untuk meninggikan derajatnya di mata lelaki yang memandangnya. Dengan demikian sudah tentu setiap lelaki yang hanya menuruti hawa nafsu belaka tidak akan berminat terhadap perempuan yang menggunakan jilbab mereka pasti lebih tertarik kepada perempuan yang suka menampilkan auratnya.
Kita tentu pernah mendengar ada cewek yang memaki cowoknya dengan kata "buaya" atau "buaya darat". Bukan hanya itu dalam situs-situs jejaring sosial juga sering kita temukan status-status yang isinya makian seperti itu. Bahkan dalam lagu-lagu pun sering kita jumpai judul ataupun lirik lagu yang berisi kata tersebut. Seperti dalam lagunya Mulan Jameela yang berjudul "Lelaki Buaya Darat".
Lepas dari permasalahan benar atau salah. Marilah kita sama-sama saling mengingatkan untuk masing-masing menginstropeksi diri (muhasabah). Sebagai seorang muslim hendaknya kita senantiasa berhati-hati dalam mengeluarkan kata-kata dan hanya mengeluarkan kata-kata yang baik. Dalam Al-Qur'an Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًايُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenengan yang besar” [Al-Ahzab : 70-71]
Dalam ayat lain disebutkan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka itu adalah dosa. Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Tentu kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” [Al-Hujurat : 12]
Dalam kitab Shahih Muslim hadits no. 2589 disebutkan.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ : أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ : ذِكْرُكَ أَخَأكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ اَفَرَاَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنَّ كَانَ فِيْهِ مَا تَقُولُ فَقَدِاغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ فَقَدْ بَهَتَهُ
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya kepada para sahabat, “Tahukah kalian apa itu ghibah ?” Para sahabat menjawab, “Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui. “Beliau berkata, “Ghibah ialah engkau menceritakan hal-hal tentang saudaramu yang tidak dia suka” Ada yang menyahut, “Bagaimana apabila yang saya bicarakan itu benar-benar ada padanya?” Beliau menjawab, “Bila demikian itu berarti kamu telah melakukan ghibah terhadapnya, sedangkan bila apa yang kamu katakan itu tidak ada padanya, berarti kamu telah berdusta atas dirinya” Pepatah juga ada mengatakan "mulutmu harimau mu" artinya apa yang kita ucapkan kelak bisa memangsa diri kita sendiri. Seseorang yang berkata buruk kepada orang lain yang tentulah dia sendiri tidak jauh dari apa yang diucapkannya itu. Sebagai gambaran, seekor buaya jantan tentu akan memilih buaya betina dan tidaklah mungkin buaya jantan memilih sapi betina sebagai pasangannya. Demikian juga dalam hal pergaulan remaja sekarang, seorang lelaki buaya tentulah memilih seorang perempuan buaya juga sebagai kekasihnya. Karena itulah sebelum berkata-kata sebaiknya kita instropeksi diri terlebih dahulu karena setiap permasalahan pasti ada penyebabnya. Dan penyebabnya tersebut haruslah kita kaji lebih dalam agar kita bisa menyadari pokok utama masalah tersebut.
Perhatikan firman Allah dalam surah An Nuur ayat 26
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ ۖ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ ۚ أُولَٰئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ ۖ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).” ( An Nuur: 26 )
Seorang lelaki muslim yang beriman kepada Allah yang mengerjakan perintah dan menjauhi larangan Allah serta mengikuti sunnah Rasulullah.SAW tentu akan memilih seorang perempuan yang beriman pula sebagai pasangannya. Dan seorang lelaki yang suka mendekati maksiat tentu akan mendekati perempuan yang tak jauh dari maksiat pula. Karena itu sudah seharusnya bagi seorang muslimah yang beriman yang sudah mengalami masa akil baligh (menstruasi) untuk melaksanakan perintah Allah.SWT dalam hal menjaga auratnya dari pandangan lelaki yang bukan mahramnya. Dan untuk itu Allah.SWT memerintahkan setiap perempuan untuk memakai hijab (jilbab) guna menunjukan identitasnya sebagai seorang muslimah dan untuk meninggikan derajatnya di mata lelaki yang memandangnya. Dengan demikian sudah tentu setiap lelaki yang hanya menuruti hawa nafsu belaka tidak akan berminat terhadap perempuan yang menggunakan jilbab mereka pasti lebih tertarik kepada perempuan yang suka menampilkan auratnya.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
Judul: Mulut mu Harimau mu
Ditulis oleh Syah Yuliandi
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi
saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari
isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://budayaislami.blogspot.com/2012/10/mulut-mu-harimau-mu.htmlDitulis oleh Syah Yuliandi
Rating Blog 5 dari 5
Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar